Laman

Senin, 29 November 2010

Operasional Komputer Editing
A. Hardware yang diperlukan :
1. Player Video/kamera video
• Fungsi: Sebagai sumber video yang berupa kaset.
• Disesuaikan dengan format materi yang akan diputar (VHS, E8, MiniDV, dsb)
2. Komputer + Video Machine…(mis: Avid)

B. Skema:


C. Langkah capturing dan Editing dengan program Adobe Premiere:
1. Open program editing / Adobe Premiere
2. Pilih “New Project”
3. Di menu LOAD PRESET:
• Blackmagic Design: Pilih PAL (Untuk Capture/edit dari bahan analog)
• DV – PAL (Untuk Capture/edit dari bahan digital)
CUSTOM SETTING:
• pilih Decklink / Blackmagic untuk capture analog
• pilih DV/IEEE untuk capture digital atau DV
LOCATION: Untuk menyimpan project dan data hasil capture
Buat Folder sendiri untuk masing-masing project:



Jika project terdiri dari beberapa scene atau sequence, buat folder baru lagi didalamnya untuk membagi masing-masing scene atau sequence
NAME: Beri nama project
Klik OK
4. CAPTURING:
Proses Capture ada 2 langkah:
a. Logging Capture
Materi video dipilih dahulu dengan cara dicatat Time Code atau shot yang akan dicapture, baru dilakukan proses capture sesuai dengan bahan yang dipilih tadi.
b. Non Logging Capture
Semua bahan atau keseluruhan gambar dicapture, setelah itu baru dipilih dan dipotong sesuai dengan kebutuhan
Langkah Capture:
• pada menu program pilih: File >Capture
• menu Device Control: untuk mengontrol operasional playback di komputer
• klik record kemudian play
• klik stop untuk mengakhiri proses capture
• beri label / nama file
5. Langkah Editing:
• drag file-file hasil capture atau import ke meja kerja Time Line sesuai dengan urutan gambar yang akan disambung
Jangan menumpuk potongan file / gambar satu ke potongan gambar yang lain, karena potongan gambar yang tertumpuk akan terhapus framenya
• Pilih tool Razor untuk memotong frame
• Efek: - audio
- video / transisi
• Adjustment audio level:
- show keyframe
- pilih level
- klik toogle untuk membuat keyframe sebagai batas atau tanda pengaturan level audio
- atur level audio sesuai dengan kebutuhan

6. Final Result (hasil akhir)
Format pokok untuk menyimpan hasil akhir:
File>Eksport:
- Pilih Movie (untuk hasil dalam format file AVI. Hasilnya adalah gabungan gambar beserta efek-efek yang diterapkan akan menjadi satu track baik video maupun audionya. File masih dapat diolah dan terjaga kualitas gambarnya)
- Pilih Adobe Media Encoder >:
• MPEG 1 (untuk format VCD)
• MPEG 2 (untuk format DVD)
• To Tape (untuk ditransfer kembali ke media pita kaset)

Teknik dasar switching (pergantian gambar)
1. Cut
Perpindahan gambar secara mendadak. Maka perlu diperhatikan “komposisi” dan “kontiniti” gambar yang akan digabungkan.

2. Dissolve
Pergantian gambar secara perlahan-lahan dan digunakan untuk perubahan gambar dekoratif dengan maksud tertentu, mis: mempercepat gerakan, memperpendek waktu, pergantian tempat/waktu, menyatakan hubungan yang erat antar gambar, pergantian gambar yang halus. Dalam proses pergantian gambar ada bagian gambar yang menumpuk.


3. Fade In dan Fade Out
Fade In: gambar dimulai dari tayangan blank/gelap, kemudian gambar secara perlahan muncul sampai level normal. Biasanya digunakan untuk memulai sebuah cerita.
Fade Out: sebaliknya.
Biasanya digunakan untuk mengakhiri cerita atau pergantian sequence.

4. Wipe/hapus
Pergantian satu gambar dengan efek seolah gambar diganti dengan gambar berikutnya dengan cara dihapus. Dalam hal ini masing-masing gambar tidak menumpuk dan memiliki amplitudo yang tetap/normal.

5. Super Impose
Perpaduan antar dua gambar atau lebih ke dalam satu frame gambar. Bisa digunakan untuk membuat efek gambar, pemberian titel, penambahan grafik dan video-snap yang tujuannya meningkatkan daya tarik, kejelasan dan dramatisasi kepada penonton.
Prinsip-prinsip editing (editor)
1. Seorang editor berusaha memberikan keanekaragaman visual pada film/tayangan melalui pemilihan shot, aransemen, dan timing secara ahli.
2. Editor tidak sekedar menyambung gambar, namun ia menciptakan kembali bukan membuat lagi! Tanggungjawab editor untuk menghasilkan sajian yang terbaik dari bahan yang ada.
3. Editor harus mempertimbangkan setiap pergantian/penyambungan gambar. Timingnya, penggunaan efect transition, special effect harus dipertimbangkan (berKONSEP). Apabila tidak diperlukan pergantian gambar dengan efek, maka cukup menggunakan cut to cut
4. Menghindari adanya penyambungan gambar yang jumping, sehingga memberikan kepada penonton tayangan yang logis.
Mis: arah pandang artis, pergantian waktu, dialog, warna, dll
5. Variasi gambar perlu diperhatikan, namun tidak memberikan kesan yang bertele-tele pada tayangan. Hindari shot statis yang terlalu lama, jika memang perlu maka dapat disisipi (insert) dengan gambar yang ada hubungannya dengan shot tersebut. Hal ini dimaksudkan agar penonton tidak jemu dengan visualisasi yang ditampilkan.
Ada semacam kesepakatan tak tertulis, gambar yang statis sebaiknya tidak lebih dari 10 detik.
6. Sinkronisasi,
Tayangan video merupakan sebuah tayangan yang sinkron/macth (tepat) antara unsur gambar dan suara; indikatornya adalah:
- lip-sing pemain pada dialog
- keselarasan audio/narasi dengan visual (mis: narasi yang menerangkan pisang goreng, maka idealnya visualisasinya juga pisang goreng)
- keselarasan ilustrasi musik, audio effect dengan visualisasi (mis: adegan perkelahian idealnya menggunakan efek benturan fisik dan ilustrasi yang cepat)
7. Peralatan (hardware maupun software) adalah sarana atau alat yang digunakan editor untuk menghsilkan rangkaian gambar yang sesuai dengan konsep. Namun secanggih apapun alat yang digunakan tidak menjamin suatu karya video bagus, layak untuk dinikmati oleh penontonnya. Faktor SDM yang berperan pokok untuk mampu menciptakan sebuah karya video sesuai dengan konsep bahkan melebihi. Skill, konsep, pengetahuan luas, bahan memadai dan naskah yang bermutu merupakan sebuah kesatuan “genius” untuk menjadi editor dengan hasil editing yang hebat.





Gunawan Susilo

Jumat, 26 November 2010

Body Sexy "Penambah stamina"


Di Universitas Negeri Malang saat ini sedang dibangun berbagai sarana prasarana penunjang kuliah. salah satunya adalah pembangunan Auditorium yang megah terletak di jl. Gombong. seperti proyek pembangunan infrastruktur lain yang berkategori besar selalu melibatkan pihak ketiga (kontraktor) sebagai pelaksana pembangunannya. karena proyek pembangunan ini relatif besar, maka butuh waktu dan tenaga kerja yang banyak pula, bahkan proyek ini sudah berlangusung kurang lebih 1 tahun dan sekarang sudah mencapai 80%, tinggal finishing-lah istilahnya. lamanya waktu pengerjaan proyek, maka tak jarang tenaga kerja yang terlibat sering merasa jenuh dan tentu butuh refreshing. pelaksana (kontraktor) pembangunan ini sangat kreatif untuk mempertahankna semangat kerja para karyawannya terutama para pekerja bangunan.





kreatif dan atraktif
. tiap hari jum'at para pekerja ini diwajibkan untuk menjaga stamina sekaligus memberikan refreshing dengan cara SENAM. tidak sekedar senam yg gerak sana gerak sini tarik kanan tarik kiri...namun mereka dibimbing seorang instruktur senam yang profesional. selain memberikan contoh gerak senam yang benar agar sehat, tapi senam dibimbing instruktur cewek yang tentu saja "sexy dan sedap dipandang"...
alhasil..kegiatan senam ini sangat meriah. pekerja melakukan senam sambil selalu teriak2 "untuk memberi semangat" instruktur agar bergoyang senam ria lebih atraktif. wuhui...wuhui..itulah yg selalu terdengar dari celotehan pekerja2 itu. yang lebih lucu, mereka kadang tidak konsentrasi untuk meniru gerakan senam yang diberikan, namun malah "terlena" dengan gerakan si instruktur sexy tersebut. hmmm...sungguh unik.
---------tetap semangat----------